Pasaman, - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pasaman menggelar debat pertama bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Tahun 2024, yang berlangsung di GOR Tuanku Rao pada Senin (28/10). Debat tersebut berjalan dengan intens dan penuh dinamika.
Pasangan calon nomor urut 1, Welly Suhery-Anggit Kurniawan Nasution, sempat mendapat serangan verbal dari pasangan nomor urut 2, Maraondak-Desrizal. Dalam dua segmen debat, pasangan Maraondak-Desrizal menggunakan kata-kata kasar seperti "Bodoh" untuk merespons argumen yang disampaikan Welly-Anggit. Meski begitu, Welly-Anggit tetap tenang dan menanggapi kritik dengan sikap santun, tanpa terpancing emosi.
Pada pembukaan, Ketua KPU Pasaman, Taufiq, S.Si, dalam sambutannya menyatakan bahwa debat ini merupakan amanah dari regulasi yang diatur oleh pemerintah daerah. "Berdasarkan hasil rapat bersama para pasangan calon, kami memutuskan untuk melaksanakan debat sebanyak dua kali selama masa kampanye ini, " ujarnya. Taufiq juga mengajak seluruh peserta debat untuk menjaga pemilu yang bersih dari isu-isu SARA dan tetap mendidik pemilih.
Debat kali ini terdiri dari enam segmen, sepeerti Penyampaian visi dan misi dari setiap pasangan calon, Pendalaman visi, misi, serta program kerja, Tanya-jawab antar calon dengan pertanyaan dari panelis, Setiap paslon diberikan kesempatan untuk saling bertanya secara langsung serta diskusi dan tanya-jawab antar pasangan calon.
Baca juga:
Parpol Rayu Anggit Maju di Pilkada Pasaman
|
Pada segmen pertama, pasangan nomor urut 1, Welly Suhery-Anggit Kurniawan, menyampaikan visi dan misi mereka. Welly menyatakan keinginannya untuk maju sebagai Bupati Pasaman agar bisa lebih leluasa memperbaiki kondisi kabupaten. "Masih banyak anak-anak yang putus sekolah karena terkendala biaya dan seragam. Kami berkomitmen untuk membenahi pemerintahan dan bekerja dengan fakta, bukan sekadar retorika, " ujar Welly.
Pasangan nomor urut 2, Maraondak-Desrizal, menyampaikan visi mereka tentang penguatan sosial budaya, agama, keamanan, dan kerja sama antar-daerah. Sementara itu, pasangan nomor urut 3, Sabar-Sukardi, menyampaikan visi "Pasaman yang Maju dan Berkelanjutan" dengan fokus pada pembangunan ekonomi, tata kelola yang baik, serta peningkatan layanan pendidikan. Mereka juga berjanji untuk melanjutkan program beasiswa bagi warga Pasaman.
Di segmen kedua, pendalaman visi dan misi dilanjutkan dengan urutan kesempatan pertama kepada paslon nomor urut 2, lalu paslon nomor urut 3, dan terakhir paslon nomor urut 1.
Debat ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat, termasuk di media sosial. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa debat pertama ini membantu masyarakat menilai visi dan misi calon yang akan memimpin Pasaman. "Namun, menurut kami, penggunaan kata-kata seperti 'bodoh' terasa kurang pantas dalam debat publik, " katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan pasangan Welly-Anggit menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam pesta demokrasi kali ini. "Kami berkomitmen menerapkan politik santun dan tidak menjatuhkan kandidat lain, apalagi menggunakan kata-kata yang tidak pantas, " ujarnya. "Kami yakin bahwa pemimpin yang baik adalah yang berjiwa besar dan mampu menghargai lawan."
Menurutnya, setiap tindakan akan dinilai oleh masyarakat. "Kami tetap berpegang pada prinsip demokrasi yang menjunjung rasa kekeluargaan dan kebersamaan, " pungkasnya.(***)